Alkisah, ada seorang wanita yang tinggal di sebuah pulau kecil. Pulau itu tidak terlalu besar dan penduduknya tidak terlalu banyak. Agak jauh dari pulau kecil itu terdapat pulau lain yang lebih besar bernama "pulau kebahagiaan". Banyak penduduk pulau kecil itu yang ingin segera pindah ke pulau kebahagiaan, karena di pulau kebahagiaan itu konon terdapat banyak sekali hiburan dan tidak ada ratap tangis terdengar. Namun pulau kecil dan pulau kebahagiaan itu terpisahkan oleh jarak yang jauh dan ombak tinggi yang tidak semua kapal bisa melaluinya. Sehingga tidak semua penduduk pulau kecil itu bisa dengan mudah pergi ke pulau kebahagiaan.
Sejak dari kecil wanita ini ingin sekali pindah dari pulau kecil tersebut ke pulau kebahagiaan yang konon menjanjikan kebahagiaan. Menurut cerita turun temurun di pulau kecil itu, pulau kebahagiaan memberikan segala sesuatu yang mendatangkan bahagia. Tidak ada sakit penyakit, karena dokter disana sungguh hebat, tidak ada orang kelaparan, karena semua bahan makanan tersedia, dan tidak ada pengangguran disana, karena lapangan pekerjaan di pulau kebahagiaan sangat banyak.
Di pulau kecil itu terdapat banyak sekali kapal yang datang dan pergi. Ada beberapa kapal feri dan perahu nelayan yang mencari ikan di sekitar pulau tersebut. Umumnya kapal kapal tersebut lalu lalang untuk mengantarkan penduduk di pulau kecil itu ke pulau terdekat di sekitarnya.
Karena parasnya yang cantik dan perangainya yang supel, wanita itu tidak sulit untuk berteman, bahkan dengan orang asing sekalipun. Banyak sekali teman dari wanita ini, baik yang memiliki kapal pesiar, kapal feri, bahkan nelayan sekalipun, pasti mengenal wanita ini. Karena kecantikannya, banyak pria yang menginginkan wanita ini.
Suatu kali wanita ini jatuh hati kepada seorang nelayan di pulau itu. Hampir setiap hari mereka bersama, dan bercerita tentang impian mereka. Si wanita ini mengutarakan keinginannya untuk pindah dari pulau kecil itu ke pulau kebahagiaan. Si nelayan ini hanya tersenyum mendengarkan impian wanita ini. Dan berkata kalau ia pun ingin pergi bersama wanita itu ke pulau kebahagiaan.
Dan cerita tentang keinginan wanita ini untuk pergi ke pulau kebahagiaan tersebar luas di pulau itu. Sejak saat itu, banyak orang yang menawarkan wanita itu untuk membantunya pergi ke pulau kebahagiaan, namun sia sia karena semua orang tahu bahwa tidak ada kapal di daerah itu yang sanggup melawan ombak yang memisahkan pulau kecil itu dan pulau kebahagiaan.
Suatu kali, ada sebuah kapal besar yang datang. Masyarakat pun kaget bukan kepalang, karena sudah lama tidak pernah ada kapal besar yang singgah ke pulau mereka karena ombak tinggi. Sang pemilik kapal pun berkoar koar kalau banyak orang yang boleh ikut ke kapal besarnya menuju ke pulau kebahagiaan. Masyarakat pun antusias, mereka segera pergi ke rumah masing masing dan memberitahu keluarga mereka bahwa semua sanak keluarga mereka boleh ikut ke pulau kebahagiaan.
Si wanita itu pun mendengar kabar gembira tersebut dan memberitahu pria idamannya untuk segera bersiap siap. Saat wanita itu menceritakan kabar bahagia tersebut, si pria hanya diam dan mempersilakan wanita itu untuk pergi seorang diri saja menuju pulau kebahagiaan. Ternyata orang tua dari pria itu sakit keras, dan dia tidak dapat meninggalkannya sendirian. Kalaupun orang tua pria itu ikut, mereka tidak akan bertahan dalam perjalanan jauh yang pasti memakan waktu.
Si wanita berada dalam 2 pilihan. Pergi ke pulau kebahagiaan atau tinggal menemani pria itu dan orang tuanya. Semua penduduk pulau kecil itu bersiap siap dan membawa barang barang mereka untuk dibawa ke pulau kebahagiaan. Bahkan karena perkataan dari pemilik kapal besar tersebut bahwa kapal itu mampu mengangkut semua penduduk pulau itu, semua penduduk pulau kecil itu langsung bergerak masuk ke kapal besar itu.
Tidak butuh waktu lama untuk menyuruh penduduk pulau kecil itu pergi naik ke kapal besar itu. Si wanita itu pun bimbang, sampai malam sebelum hari keberangkatan kapal besar. Di satu sisi, ia ingin sekali pergi ke pulau kebahagiaan sesuai impiannya sedari kecil, di sisi yang lain, ia tidak sampai hati meninggalkan pria yang disayanginya dan orang tua yang sakit keras. semalam malaman ia tidak dapat tidur memikirkan hal itu.
Si pria hanya bisa mendorong wanita itu untuk pergi meninggalkan pulau kecil itu dan meraih cita citanya sejak dari kecil untuk pindah ke pulau kebahagiaan.
Hingga tiba hari keberangkatan, semua penduduk sudah masuk ke kapal. hanya tinggal wanita itu, si pria dan orang tuanya yang sakit keras. Koper si wanita itu pun sudah dijinjing, siap untuk dibawa pergi ke pulau kebahagiaan. Sirine kapal sudah dibunyikan, menandakan panggilan terakhir untuk naik kapal dan menuju pulau kebahagiaan yang diimpikan semua orang.
Wanita itu pun sudah di depan kapal, dengan koper penuh impian sedari kecil untuk dibawa ke pulau kebahagiaan. Tapi dia tidak melangkahkan kakinya masuk ke kapal besar itu, dia hanya diam dan akhirnya kembali menemui si pria di rumahnya, yang sedang merawat orang tuanya yang sakit keras.
Pria itu kaget, karena wanita itu kembali kepadanya. Saat ditanya kenapa wanita itu tidak pergi meninggalkan pulau kecil itu, dia hanya menjawab, "Memang sedari kecil aku menginginkan pulau kebahagiaan, dan semua orang pun menginginkan hal itu. Namun pulau kebahagiaan pun tidak dapat memberikan kebahagiaan batinku karena kebahagiaanku adalah bersamamu dan merawat orang tuamu. Dirumah ini lah pulau kebahagiaan, yang sedari kecil ku impikan itu".
Banyak orang yang mengejar "pulau kebahagiaan", yang berisi uang, kekayaan, ketenaran, kenyamanan. Namun kebanyakan dari mereka tidak menyadari bahwa kebahagiaan yang sejati bukanlah itu semua, namun menjalani hidup bersama orang orang yang kita kasihi dan membuat mereka tersenyum bahagia.

